
MERAIH KEMENANGAN IDUL FITRI DITENGAH PANDEMI CORONA
MERAIH KEMENANGAN IDUL
FITRI DITENGAH PANDEMI CORONA
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ، لا
إِلهَ إِلاَّ اللهُ واللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ
Allaahu akbar Allaahu
akbar Allaahu akbar, laa illaa haillallahuwaallaahuakbar Allaahu akbar
walillaahil hamd"
Suara takbir
berkumandang nan syahdu,,
Alunan suara bedug menggelegar mengiringi takbir di malam idul fitri.. ,
Malam yang penuh kemenangan ini, malam yang dinanti-nanti..
Menyentuh relung hati nurani ini,..
Rasa suka dan duka bercampur menjadi satu...
Gemerlap cahaya rembulan dan bintang
menghiasi malam ini , semoga menyinari hati, dan menyirami hati manusia yang
kekeringan...
Ramadhan beranjak
pergi,
berganti fajar fitri di pagi hari..
Suara ayam berkokok seakan ikut menyambut hari yang Indah ini...
Walaupun idul fitri
kali ini berbeda, tetapi tak mengurangi niat kami untuk beribadah..
Kita harus optimis dan husnudzon kepada Allah bahwa Allah akan memberi kita
kekuatan dalam menghadapi cobaan wabah ini dan dalam waktu dekat kita akan
melalui ujian ini...
Walaupun tidak ada takbir keliling, tidak ada sholat ied berjamaah ,sanak
keluarga tidak lengkap,sungguh rasanya berbeda sekali....
tapi dengan semua itu kita belajar artinya bersyukur,,
Bersyukur atas kenikmatan yang telah diberikan oleh Allah SWT..
Dihari kemenangan ini
kita terhalang oleh jarak,
Kita hanya bisa Bermanfaa-maafan, ,bersilahturahmi melalui
smartphone saja tidak saling bejabat tangan,tidak saling bertatap muka, tak
seperti tahun sebelumnya...
saat pertemuan harus terpisah oleh jarak.
Dari hal itu kami baru paham, apa arti jarak yang sesungguhnya,,
Dulu silahturahmi hanya kami anggap basa-basi,
Namun sekarang kami baru mengerti...
Setelah semua yang telah kami abaikan,, kini jadi pelarangan!
Cukup sudah
corona,,!!!
Kau menyerang saat kami buta.Saat kami kerap lalai menyalakan api
iman dalam dada. Saat kami terlalu bahagia dengan gemerlap dunia
yang fana, dan lupa pada dosa-dosa.
Semoga reranting yang
berpenyakit akan segera hilang..
Wahai Dzat yang bisa menghidupkan yang mati sesudah Fana, dengan
kehendak-Mu semua ini Wahai sebaik pencipta angkatlah wabah ini..
Kami hanya ingin
kembali berkumpul, bersilaturahmi,, seperti dulu lagi...
Walau hanya sekedar bercengkrama..
Mungkin ini teguran karena kami sering lalai, Kami sadar ya Rabb..
Di bulan yang penuh
kemenangan ini, kami ingin lebih dekat lagi denganmu, kami ingin kembali ke
dekapanmu, dekapan sang Pencipta alam.
Kami rindu ya Rabb, kami hanya sosok manusia yang hina, berlumuran dosa,,
Sudi kiranya Engkau
menerima kami ya Rabb??
Kami sombong, kami
lalai..
Kami hanya manusia awam, yang banyak kekeliruan..
Maafkan kami ya
Rabb...
Air mata ini jadi saksi bisu penyesalan kami..
Saat mulut sudah tak mampu berbicara,
Saat raga sudah tak mampu beranjak..
Hanya tetesan air mata kamilah yang menggambarkan penyesalan kami ya
Rabb..
Kuharap, permintaan maafku bisa menghapuskan dosa. Melaju dengan pasti kepada
satu tujuan teramat suci dan fitri ini..
Meski wajah tak mampu
bertatap Tangan tak bisa saling menjabat. Semoga coretan kata tanpa makna ini
mampu menyentuh hati saudara...walaupun corona menghalangi namun tetap
terukir harap dalam doa. Kepada yang di atas sana permohonan tinggi mengalun
laksana air yang jernih membersihkan noda.
Menjadi insan pilihan
dan mendapatkan rahmat yang kita harapkan. Diri bercahaya ampunan sebesar
lautan, seresik langit biru tanpa awan, bersih dengan sinar terang menyejukkan.
"Taqabbalallahu
minna wa minkum, Shiyamana wa Shiyamakum. Ja’alanallaahu Minal ‘Aidin wal
Faizin”
Artinya,: “Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, Puasa kami dan kamu.
Dan semoga Allah menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang
kembali (dari perjuangan Ramadhan) sebagai orang yang menang.”
Kami hamba yang banyak
berbuat kesalahan..
Banyak tutur kata yang kerap kali dusta..
Banyak khilaf dalam bersikap..
Banyak khianat dalam berbuat...
Banyak janji yang tidak ditepati..
Banyak prasangka yang berujung luka..
Sedangkan hembusan nafas kita pun tak tahu bila akan berhenti..
Dengan perasaan yang teramat dalam, dari hati nurani ...
Taqabbalallahu minna wa minkum
Minnal Aidin wal Faidzin
Mohon maaf lahir dan bathin,
Wallahualam bish-shawabi.
#SELAMAT HARI RAYA
IDUL FITRI 1441 H
Ditulis oleh : Laras Wijiati xi tav