NEWS UPDATE :  

Artikel

Saat-saat Pelajar di Tengah-tengah Guru

                                                                        Saat-saat Pelajar di Tengah-tengah Guru                

                                                                                        Oleh: Fauzy Zaki Permana

 

seorang siswa menengah atas yang sedang mempersiapkan diri untuk berangkat menuju sekolah,lalu ia berpamitan dengan kedua orangtua nya, sang ayah berkata "tuntutlah ilmu benar dengan giat,nak". Siswa itu berbicara dalam hati "kenapa hanya ilmu benar yang harus ku pelajari"?. lalu siswa itu berangkat menuju sekolah. Sesampainya di kelas ia bercengkerama dengan teman temannya hingga guru memasuki kelas.  "selamat pagi murid murid" ujar sang guru. (Pelajaran dimulai).

Tak terasa waktu sudah menunjukan waktu pulang. Siswa itu bertanya kepada sang guru "Bu,apakah aku siswa yang benar"? tanya sang siswa.  "Apa yang kau maksud muridku"? jawab sang guru dengan terheran-heran. Sang siswa mengulang perkataan nya "apakah saya siswa yang benar"?.  Sang guru pun menjawab "selama kamu mencari ilmu yang benar kamu adalah orang yang benar, mematuhi perkataan guru, bersikap sopan kepada sesama, dan tidak melakukan hal yang tidak mencerminkan pelajar yang membuat guru mu marah layaknya orang tua mu karna atasan, guru, dan ayah adalah hal yang sama muridku". Sang siswa pun akhirnya mengerti ucapan yang diberikan ayah nya bahwa banyak ilmu di dunia yang benar dan tidak benar dan banyak orang yang menyia-nyiakan ilmu yang benar dengan merasa diri benar sendiri. Sang siswa pun meminta maaf kepada guru nya "maafkan saya bu,saya merasa bukan siswa yang benar karena selalu sering menyia-nyiakan ilmu benar yang ibu ucap dengan susah payah agar saya mengerti" ucap sang siswa sembari menundukan kepala nya dengan gemetar. Sang guru berkata "tidak apa apa muridku kami para guru hanya ingin kau menjadi orang yang benar dan bermanfaat di kemudian hari".  ucap sang guru. sang siswa pun beranjak pulang.

 Saat pulang sang ayah pun bertanya "apakah kau sudah mendapat ilmu yang benar". sang anak menjawab dengan nada sedih "sudah ayah saya mendapat pelajaran hidup yang berarti dari sang guru meskipun tak terasa kami menyakiti hati seorang guru yang dengan niat tulus memberi ilmu yang bermanfaat". Sang ayah hanya tersenyum bangga bahwa akhirnya anak nya bisa mengerti sedikit tentang kehidupan bahwa sekolah akan berguna bagi masa depannya dan berharap tidak melupakan jasa jasa gurunya yang sudah membatunya untuk menempu masa depannya.