
Memantik Semangat Belajar Siswa di Era New Normal
Memantik Semangat Belajar Siswa di Era New Normal
Oleh: Hani Rizki Sulistyorini (Guru
Bahasa Indonesia)
Pandemi
akibat penyebaran virus Corona telah berlangsung hampir dua tahun belakangan.
Seluruh kegiatan masyarakat di luar rumah hampir lumpuh total. Pemerintah
melarang masyarakat untuk melaksanakan kegiatan di luar dan tempat-tempat umum.
Salah satu kegiatan yang mendapatkan imbas paling besar adalah kegiatan
pendidikan. Hampir seluruh lembaga pendidikan dilarang melaksanakan pembelajaran
secara tatap muka, oleh karena itu pembelajaran dilakukan di rumah melalui
pembelajaran DARING (Dalam Jaringan).
Pembelajaran
melalui platform online yang dilakukan hampir dua tahun penuh menyebabkan
beberapa hal positif dan negatif. Hal positifnya siswa menjadi terhidar dari
penyebaran virus Corona yang tinggi saat itu dan siswa dapat dengan leluasa
belajar dari berbagai sumber, tidak terpaku pada guru dan buku saja. Siswa
dapat mengakses materi dari sumber internet. Akan tetapi, beriringan dengan hal
positif hal negatif pun turut menjadi permasalahan yang sulit dihindari
diantaranya adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang ada karena
tidak ada penjelasan secara detil oleh guru, siswa cenderung hanya membaca
materi yang disediakan guru tanpa ada penjelasan secara menyeluruh. Hal
tersebut membuat semangat belajar siswa semakin menurun.
Di
masa era new normal, pemerintah mulai memberikan instruksi kepada
lembaga-lembaga pendidikan untuk kembali membuka pembelajaran secara tatap muka
terbatas (PTM Terbatas). Pembelajaran dengan menerapkan protokol kesehatan yang
ketat sudah mulai bermunculan di seluruh wilayah di Indonesia, para siswa
kembali belajar di sekolah.
Berjalannnya
pembelajaran tatap muka terbatas kembali memunculkan persoalan-persoalan baru salah
satunya adalah rendahnya semangat belajar siswa. Hal tersebut terlihat pada
prses pembelajaran tatap muka yang telah berlangsung. Banyaknya siswa terlambat
datang sekolah dan kepasifan siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung
menjadi indikasi awal bahwa siswa masih kaget dengan pembelajaran secara tatap
muka yang selama dua tahun terakhir hanya belajar melalui platform online.
Supaya tidak berkelanjutan, kita sebagai pendidik harus benar-benar
memperhatikan hal tersebut.
Pembelajaran
menarik dan efektif dari guru akan sedikit demi sedikit memantik rasa semangat
siswa untuk menerima pembelajaran dari guru. Guru dapat menerapkan metode
pembelajaran yang unik serta memunculkan rasa keingin tahuan tinggi siswa. Pada
pembelajara terbatas ini guru harus bisa menyesuaikan jam pelajaran yang
sedikit namun harus tetap maksimal penyampaiannya. Tidak hanya masalah waktu,
kebiasaan siswa saat pembelajaran online yang cenderung bebas ikut terbawa pada
saat pembelajaran tatap muka terbatas yang membuat siswa sulit dikondisikan.
Saat
pembelajaran online, siswa hanya belajar sendiri di rumah tanpa bertemu dengan
teman sebayanya. Oleh karena itu, siswa sulit untuk semangat belajar.
Berdasarkan hal tersebut, sebagai guru kita dapat menerapkan pembelajaran yang
membuat siswa dapat leluasa berinteraksi dengan teman sebaya supaya siswa bebas
mengekspresikan diri dalam pembelajaran. Selain itu, berdasarkan pengalaman
penulis belajar dengan cara berinteraksi dengan siswa lain dapat meningkatkan
kreativitas siswa. Siswa merasa tidak bosan dan lebih lelusa untuk berkreasi
dengan teman sebaya. Model pembelajaran tersebut bisa dilakukan dengan metode
diskusi kelompok.
Diskusi
kelompok membuat siswa lebih sering berinteraksi dengan teman sebayanya dan
tidak terpaku pada aturan guru. Supaya proses diskusi berjalan dengan baik,
guru sebaiknya tidak memberatkan siswa pada aturan tertentu. Berilah kebebasan
pada siswa dalam berpikir dan berikan apresiasi pada argumen siswa. Menurut
penulis, pembelajaran dengan metode diskusi memiliki tingkat respon yang
tinggi. Semua siswa berperan aktif dalam kelompoknya. Meskipun dalam
pembelajaran dengan metode diskusi lebih banyak berorientasi pada siswa, peran
guru tetap mennjadi sangat penting. Guru menjadi jembatan siswa ketika
mengalami kesulitan memecahkan masalahnya. Dengan begitu, guru dan siswa tetap
saling berinteraksi dalam memecahkan masalah.
Semoga
pandemi Covid segera selesai, sehingga kita semua dapat melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang normal serta bebas tanpa harus dibebankan aturan-aturan yang
ketat. Mari mulai bangkit bersama untuk mengembalikan nyawa pendidikan yang
sudah lama vakum. Semangat untuk semua pendidik negeri dan terutama untuk SMK
Tamtama 2 Sidareja. Kita Bisa!